Pages

Subscribe:

Apr 4, 2012

ISTILAH-ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN GINEKOLOGI


§  Infertilitas

Pengertian
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili.
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi, 2006).

Faktor Penyebab
Infertilitas Disengaja
Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri menggunakan alat kontrasepsi baik alami, dengan alat maupun kontrasepsi mantap.

Infertilitas Tidak Disengaja

Pihak Suami, disebabkan oleh:  a) Gangguan spermatogenesis (kerusakan pada sel-sel testis), misal: aspermia, hypospermia, necrospermia. b) Kelainan mekanis, misal: impotensi, ejakulatio precox, penutupan ductus deferens, hypospadia, phymosis. Infertilitas yang disebabkan oleh pria sekitar 35-40 %.

Pihak Istri, penyebab infertilitas pada istri sebaiknya ditelusuri dari organ luar sampai dengan indung telur. a) Gangguan ovulasi, misal: gangguan ovarium, gangguan hormonal. b) Gangguan ovarium dapat disebabkan oleh faktor usia, adanya tumor pada indung telur dan gangguan lain yang menyebabkan sel telur tidak dapat masak. Sedangkan gangguan hormonal disebabkan oleh bagian dari otak (hipotalamus dan hipofisis) tidak memproduksi hormon-hormon reproduksi seperti FSH dan LH.  c) Kelainan mekanis yang menghambat pembuahan, meliputi kelainan tuba, endometriosis, stenosis canalis cervicalis atau hymen, fluor albus, kelainan rahim. d) Kelainan tuba disebabkan adanya penyempitan, perlekatan maupun penyumbatan pada saluran tuba. e) Kelainan rahim diakibatkan kelainan bawaan rahim, bentuknya yang tidak normal maupun ada penyekat. Sekitar 30-40 % pasien dengan endometriosis adalah infertil. Endometriosis yang berat dapat menyebabkan gangguan pada tuba, ovarium dan peritoneumInfertilitas yang disebabkan oleh pihak istri sekitar 40-50 %, sedangkan penyebab yang tidak jelas kurang lebih 10-20 %.

§  Amenorhea

Amenorea : keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.

Dibagi atas amenorea primer (usia 18 tahun ke atas tidak dapat haid) dan skunder penderita pernah mendapat haid dan kemudian tidak haid lagi). Istilah kriptomenorea merupakan keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi, seperti pada himen yang nggak berlubang, penutupan saluran servikis, dan lain-lain.
Sebab-sebab pada amenorea primer dan sekunder :
1. Gangguan organik pusat
2. Gangguan kejiwaan : syok emosional, psikosis, pseudosiesis (hamil palsu)
3. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis: sindrom amenorea-galaktorea, sindrom Stein-Leventhal, amenorea hipotalamik
4. Gangguan hipofisis: sindrom Sheehan, penyakit Simmonds, tumor
5. Gangguan gonad : Kelainan kongenital, Menopause prematur, penghentian fungsi ovarium karena operasi,radiasi, radang dan sebagainya.
6. Gangguan glandula suprarenalis : Sindrom adrenogenital, Sindrom crushing, penyakit Addison
7. Gangguan glandula tiroidea : Hipotiroidea, hipertiroidea, kretinisme
8. Gangguan pankreas
9. Gangguan uterus dan vagina
10.Penyakit-penyakit umum

Penyakit yang dapat disertai amenorea
Kelainan Kejiwaan

Psikosis: sering dijumpai bersama amenorea ialah penyakit yang disertai depresi.

Anoreksia nervosa:Terutama ditemukan pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup berat. Penanganan anoreksia nervosa harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat badan bertambah, biasanya haid dapat kembali dalam 3 bulan.

Pseudosiesis:adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Diagnosis dibuat dengan menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan tes hamil yang negatif.

§  Dismenorhea

Dismenorhea adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari (Junizar, 2001).

Dismenorhea adalah kram, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dismenorhea. Kebanyakan wanita mengalami tingkat kram yang bervariasi; pada beberapa wanita, hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman ringan dan letih, dimana beberapa yang lain menderita rasa sakit yang mampu menghentikan aktifitas sehari-hari. Dismenorhea dikelompokkan sebagai dismenorhea primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenorhea sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya (Juliana, 2006).

Patofisiologi dismenorhea sampai saat ini masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori prostaglandin banyak digunakan,  dikatakan bahwa pada keadaan dismenorhea pada saat kadar prostaglandin meningkat (Junizar, 2001).

Hingga baru-baru ini, dismenorhea disisihkan sebagai masalah psikologis atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari. Sekarang, para dokter tahu bahwa dismenorhea merupakan kondisi medis yang nyata, walaupun penyebabnya yang jelas masih kurang dimengerti. Kerja prostaglandin, zat seperti hormon yang menyebabkan otot-otot rahim berkontraksi, merupakan instrumen utama dismenorhea. Kadar prostaglandin sepertinya tidak berhubungan dengan tingkat dismenorhea; beberapa wanita terlihat memiliki kadar prostaglandin tinggi tanpa efek-efek sampingan, dimana yang lain dengan kadar normal menderita gejala yang berat. Faktor-faktor lain, termasuk perbedaan anatomi, kecenderungan genetik, dan stres, juga dapat memainkan peran (Juliana, 2006).

 Etiologi

Dismenore sekunder disebabkan oleh kondisi iatrogenik dan patologis yang beraksi di uterus, tuba falopi, ovarium, atau pelvis peritoneum. Secara umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang mengubah tekanan di dalam atau di sekitar pelvis, perubahan atau terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi peritoneum pelvis. Proses ini berkombinasi dengan fisiologi normal dari menstruasi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Ketika gejala ini terjadi pada saat menstruasi, proses ini menjadi sumber rasa nyeri. Penyebab dismenore sekunder dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan, yaitu penyebab intrauterin dan penyebab ekstrauterin (Smith, 2003).

Klasifikasi Dismenorhea

a.       Dismenorhea Primer

Sering juga disebut sebagai dismenorhea sejati, intrinsik, esensial atau fungsional. Nyeri haid timbul sejak menarche, biasanya pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15 sampai 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Tidak dijumpai kelainan alat-alat kandungan. Rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar.

Etiologinya belum jelas tetapi umumnya berhubungan dengan siklus ovulatorik (Lanson, 2007).

§  Metrorhagia

Metrorhagia adalah perdarahan yang tidak teratur dan yang tidak ada hubungan dengan haid.

Etiologi

Penyebab dari metrorrhagia dapat diabagi menjadi 2:

Metrorrhagia yang disebabkan oleh adanya kehamilan seperti abortus dan kehamilan ektopik.

Metorrhagia di luar kehamilan dapat dibagi lagi menjadi 3:

1. Penyebabnya bisa terjadi karena luka yang tidak sembuh seperti:

a. Carsinoma dari korpus uteri yang bisanya terjadi pada wanita dalam menopause dan lebih sering pada wanita tanpa anak dan Flour albus bercampur darah.

b. Carcinoma serviks (portionis) uteri. Pada wanita mendekati climacterium dan lebih sering terdapat pada wanita yang mempunyai anak banyak. Lebih sering dari pada carcinoma corpora uteri. Timbul pendarahan kontak denga flour berdarah.

c. Carcinoma dari vulva atau vagina. Jarang sebagai tumor prifer terjadi pada wanita dalam menopause. Ulcus vulvaatau vagina pada wanita tua harus dicurigai terhadap kemungkinan adanya carcinoma.

2.  Peradangan yang haemorhagis

Endometritis hemorrhagica seperti pada endometritis senilism endometritis postpartum. Perlu dilakukan kuretase untuk diagnose maupun terpai.

3.      Hormonal

Metrorhagia dapat juga dibagi sebagai berikut:

a.       Perdarahan anatomis ialah perdarahan yang disebabkan karena ada kerusakan pada tractus genitalis seperti sebab-sebab yang telah dibahas diatas.

b.      Perdarahan fungsional atau dysfungsional yang tidak ada hubungannya dengan tumor , peradangan atau kehamilan.

Patofisiologi

Periode-periode menstruasi yang tidak teratur (metrorrhagia) dapat disebabkan oleh pertumbuhan-pertumbuhan jinak di leher rahim (cervix), seperti polip-polip leher rahim. Penyebab dari pertumbuhan-pertumbuhan ini biasanya tidak diketahui. Metrorrhagia dapat juga disebabkan oleh infeksi-infeksi dari kandungan (endometritis) dan penggunaan dari pil-pil pencegah kehamilan (oral contraceptives). Adakalanya setelah suatu evaluasi, seorang dokter wanita mungkin menentukan bahwa metrorrhagia-nya tidak mempunyai suatu penyebab yang dapat diidentifikasikan dan bahwa evaluasi yang lebih jauh tidak perlu pada saat itu.

Perimenopause adalah periode waktu yang mendekati transisi menopause. Ia seringkali dikarakteristikan oleh siklus-siklus menstruasi yang tidak teratur, termasuk periode-periode menstruasi pada interval-interval yang tidak teratur dan variasi-variasi pada jumlah dari aliran darah. Ketidakaturan-ketidakaturan menstruasi mungkin mendahului timbulnya menopause yang sebenarnya (didefinisikan sebagai ketidakhadiran dari periode-periode untuk satu tahun) oleh beberapa tahun.

Manifestasi Klinis

a.       Tanda yang paling sering ditemukan berupa perdarahan terjadi secara tidak teratur di luar waktu haid normal

b.      Lemah

c.        Pucat

§  Endometritis

Endometritis adalah keradangan pada dinding uterus yang umumnya disebabkan oleh partus. Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari endometrium. Derajat efeknya terhadap fertilitas bervariasi dalam hal keparahan radang , waktu yang diperlukan untuk penyembuhan lesi endometrium, dan tingkat perubahan permanen yang merusak fungsi dari glandula endometrium dan atau merubah lingkungan uterus dan oviduk. Organisme nonspesifik primer yang dikaitkan dengan patologi endometrial adalah Corynebacterium pyogenes dan gram negatif anaerob.
Biasanya karakter klinisnya adalah adanya mukopurulen yang dikeluarkan vagina, 21 hari atau lebih setelah calving atau dihubungkan dengan ditundanya involusi uterus. Kejadian endometritis kira- kira 10 % pada makhluk hidup.Endometritis dianggap menyebabkan subfertil dan infertilitas. Adanya kontaminasi bakteri pada uterus akan melemahkan mileu hormonal dari hypothalamus-pituitary-poros ovarium dan menghambat pertumbuhan folikel dan perkembangannya.
Terjadi terutama postpartum atau postabortum.
Pada endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9,sehingga endometritis postpartum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9.endometritis postpartum terutama terjadi pada abortus provocatus.
Endometritis juga dapat terjadi pada masa senil.
 Infeksi uterus telah dilaporkan berhubungan dengan kenaikan kejadian penyakit cystic ovari. Lebih jauh lagi adanya dan menetapnya organisme pathologic menyebabkan endometritis.
Endometritis telah mengganggu :
a. efek fertilitas.
b. memperpanjang calving interval.
c. menurunkan jumlah service per conception (S/C)
d. kegagalan perkawinan.
Menurut Hardjopranjoto(1995), infertilitas yang terjadi dapat berupa matinya embrio yang masih muda karena pengaru mikroorganisme sendiri atau terganggunya perlekatan embrio pada dinding uterus (kegagalan implantasi).
Gangguan mekanisme pertahanan uterus seperti involusi uterus atau fungsi neutrofil akan menunda fungsi eleminasi kontaminasi bakteri. Distokia, kelahiran kembar atau kematian seseorang dan kawin buatan meningkatkan kesempatan untuk kontaminasi pada traktus genital. Retensi membrane fetus adalah faktor predisposisi endometritis dan berhubungan dengan peningkatan endometritis berat.
Ditunda kembalinya aktivitas siklus uterus setelah kelahiran memperlihatkan predisposisi endometritis. Jika interval dari kelahiran ke ovulasi pertama sangat pendek, itu diduga piometra dapat terjadi karena A.pyogenes dan bakteri anaerob Gram negatif yang akan tetap tinggal dalam uterus setelah ovulasi, yang membiarkan pertumbuhan bakteri yang melanjut mengikuti pembentukan corpus luteum.
Endometritis dapat juga terjadi karena kelanjutan dari kelahiran yang tidak normal, seperti abortus, retensi sekundinarum, kelahiran premature, kelahiran kembar, keahiran yang sukar (distokia), perlukaan yang disebabkan oleh alat-alat yang dipergunakan untuk pertolongan pada kelahiran yang sukar.

Bakteri nonspesifik yang terdapat secara non pathogen,yang sering menginfeksi uterus adalah Streptococcus, Staphylococcus E.coli, P.aeruginosa, dan, C.pyogenes.
Berat tidaknya endometritis yang diserita tergantung pada keganasan bakteri yang menularinya, banyaknya bakteri, dan ketahanan tubuh penderita. (Hardjopranjoto,1995)
Dalam sumber lain dikatakan bahwa etiologi adalah polimikrobial: campuran organisme aerobik dan anaerobik biasa dijumpai.
 Gram positif coccus diantaranya
Streptococcus agalactia, Strep.viridans, Strept.faecalis, Staphylococcus aureus, dan Staph.epidermidis
Beberapa kasus berat disebabkan oleh Streptococcus Group ABakteri gram negatif yaitu
E.coli, Klebsiella pneumonia, Proteus mirabilis, Enterobacter aerogenes, Gardnerella vaginalis (Chandran,2006).

Gejala Klinis
Berupa adanya leleran vaginal berwarna putih/putih kekuningan yang akan meningkat pada saat uterus yaitu saat cerviks berdilatasi dan ada mucus vagina yang berlebihan.Leleran tersebut biasa disebut “leucorrhoea” yang berarti secret yang putih dan kental dari vagina dan rongga uterus.
Terdapat tanda-tanda penyakit sistemik yang pada beberapa kasus menyebabkan penurunan produksi susu dan nafsu makan.
Pada palpasi per rectal ditemukan adanya involusi uterus yang terasa seperti adonan (doughy feel)
Demam
Lochia berbau:pada endometritis kadang-kadang keluar flour yang purulent.
Lochia lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi
Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium tidak ada nyeri
Dalam jangka pendek akan mengurangi fertilitas dan akan memperpanjang calving interval serta menurunkan angka service per conception (S/C).
Sedangkan dalam jangka panjang akan menyebabkan sterilitas yang dapat menimbulkan perubahan pada traktus genitalis yang bersifat irreversible.(Arthur,1992)
Dari Hardjopranjoto (1995) menyebutkan bahwa endometritis dapat berupa kasus akut maupun kronis. Gejala klinis pada endometritis sering tidak begitu jelas. Demikian juga pada pemeriksaan melalui rektal atau pemeriksaan vaginal hasilnya tidak jelas, khususnya bila peradangan bersifat akut. Endometritis yang kronis disertai dengan penimbunan cairan (hidrometra) atau nanah (piometra), gejala-gejalanya akan lebih jelas, terutama pada waktu induk berbaring, akan ada cairan yang keluar dari alat kelamin luar berbentuk gumpalan nanah. Ini disebabkan uterus yang mengandung nanah atau cairan tertekan antara lantai kandang dan rumen.
Kadang-kadang sukar menentukan apakah cairan tersebut berasal dari uterus atau serviks, karena umumnya serviks dan vagina turut serta dalam proses peradangan. Gejala lain yang mungkin dilihat khususnya endometritis yang akut adalah suhu yang meningkat disertai adanya demam, sering urinasi, nafsu makan menurun, produksi susu juga menurun, denyut nadi lemah, pernafasan cepat, ada rasa sakit pada uterus.
Pada pemeriksaan rektal, uterus mungkin teraba agak membesar dan dan dindingnya agak menebal. Endometritis yang berderajat ringan, melalui perabaan rektal mungkin tidak teraba adanya kelainan pada uterus,endometritis berat sering diikuti dengan muntah-muntah (Hardjopranjoto,1995).
Diagnosa
Secara klinis karakteristik endometritis dengan adanya pengeluaran mucopurulen  
pada vagina, dihubungkan dengan ditundanya involusi uterus. Diagnosa endometritis tidak didasarkan pada pemeriksaan histologis dari biopsy endometrial. Tetapi pada kondisi lapangan pemeriksaan vagina dan palpasi traktus genital per rectum adalah teknik yang sangat bermanfaat untuk diagnosa endometritis. Pemeriksaan visual atau manual pada vagina untuk abnormalitas pengeluaran uterus adalah penting untuk diagnosa endometritis, meski isi vagina tidak selalu mencerminkan isi dari uterus.
Flek dari pus pada vagina dapat berasal dari uterus, cervik atau vagina dan mukus tipis berawan sering dianggap normal. Sejumlah sistem penilaian telah digunakan untuk menilai tingkat involusi uterus dan cervik, pengeluaran dari vagina alami. Sitem utama yang digunakan adalah kombinasi dari diameter uterus dan cervik, penilaian isi dari vagina.

§  Menopause

Menopause merupakan berhentinya siklus menstruasi secara pemanen dan merupakan suatu titik balik dan bukan penyakit. Akan tetapi, kondisi ini bisa memengaruhi kesejahteraan hidup perempuan.
Penyebab
Usia merupakan pemicu utama menopause. Kondisi ini merupakan sisi lain dari pubertas, akhir dari usia subur, yang disebabkan oleh melambatnya fungsi ovarium. Selain itu, menopause juga disebabkan operasi tertentu dan pengobatan medis. Penanganan medis ini termasuk pengangkatan ovarium, kemoterapi, dan terapi radiasi panggul. Pengangkatan rahim tanpa mengangkat ovarium kemungkinan tidak akan memicu menopause.
Berdasarkan data dari National Institute on Aging, seperti dikutip situs webmd.com, rata-rata perempuan mengalami menopause secara alami di usia 51. Tapi menopause bisa mulai lebih awal. Beberapa perempuan mulai mengalami menopause di usia 40 dan sangat sedikit perempuan yang menopause di akhir usia 60-an.
Perempuan yang merokok cenderung mengalami menopause beberapa tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak merokok. Belum ada cara pasti memperhitungkan usia menopause. Hanya perempuan yang tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, tanpa penyebab yang jelas, yang bisa dikatakan sudah menopause.
Sebelum menopause (perimenopause). Menopause alami terjadi secara bertahap. Ovarium tidak berhenti dengan tiba-tiba, tetapi melambat secara perlahan. Masa perubahan ke menopause dikenal dengan perimenopause. Selama masa perimenopause, Anda masih memiliki kemungkinan hamil. Meskipun menstruasi tidak bisa diprediksi, ovarium masih berfungsi dan Anda masih bisa ovulasi.

Gejala menopause

Begitu menopause mendekat, periode menstruasi akan berubah. Tapi perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap perempuan. Ada yang semakin pendek atau lama, semakin banyak atau berkurang, dengan waktu yang lebih lama atau lebih singkat di antara periode. Perubahan seperti ini normal. Tapi jika Anda mengalami perdarahan berat atau jarak periode terlalu dekat, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter.

Berikut gejala lain menopause:
Hot flashes (kilas panas). Gejala ini umum dialami perempuan menopause. Hot flashes merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah. Selain itu, bisa juga menyebakan munculnya bintik merah di dada, punggung dan lengan. Kondisi ini kemungkinan diikuti oleh keringat dan perasaan dingin.
Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan mengenakan pakaian tipis, menggunakan kipas angin, olahraga teratur, menghindari makanan pedas dan panas, serta mengontrol stres.
Gangguan tidur. Kilas panas yang terjadi di malam hari bisa mengganggu tidur dan menyebabkan munculnya keringat
.

Gangguan seks. Menurunnya produksi estrogen bisa memicu keringnya vagina. Hal ini akan membuat hubungan intim terasa sakit. Cobalah menggunakan pelumas (lubricant) larut dalam air. Selain itu, menopause juga bisa mengubah libido. Jika gangguan seks ini muncul, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

§  Carcinoma servix

Cervix Carcinoma atau istilah awamnya kanker leher rahim merupakan salah satu pembunuh wanita yang  terbanyak .
Penyebab bisa menderita penyakit kanker leher rahim belum begitu jelas dan kompleks namun
semuaya bisa berkaitan dengan Human Papiloma Virus (HPV) yang di tularkan melalui hubungan sexsual, kuman klamidia dan mikoplasma yang terdapat dalam vagina  dan getah serviks, karena kebiasan merokok, kekurangan bahan karoten serta asam folat yang banyak terdapat dalam sayuran segar, kebersihan genitalia yan kurang di perhatikan.

Para wanita yang beresiko terkena cervix carcinoma yaitu sering bergant- ganti pasangan  dalam berhubungan sex, yang dapat mengundang virus HPVdan herpes genitalis, wanita yang menikah/ melakukan hubungan sex di usia dini yaitu di bawah 20 tahun, wanita yang perokok serta minum inuman yang beralkohol, wanita yang sering melahirkan.

Gejala gejala yang biasa ditimbulkan sering kali tidak terasa dan bahkan tidak mengeluhkan apapun.
Gejala yang mungkin bisa diketahui bila terindikasi kanker leher rahim yaitu
mengalami keputihan yang berbau( biasanya terjadi pada stadium awal 0/1), rasa tidak nyaman saat bersenggama, terjadi pendarahan pasca bersenggama, mengalami pendarahan secara tiba-tiba.

§  Abses Bartolini

Abses Bartholini adalah suatu kista duktus Bartolin terinfeksi yang disebabkan oleh infeksi gonokokus, basil koliformis atau organisme lainnya.

Tanda dan gejala
Nye
ri perineum dapat begitu hebat, sehingga pasien tidak mampu duduk atau berjalan nyaman. Pembengkakan akut yang nyeri terlihat pada tepi lateral bawah orifisium vagina. Iritasi vulva sering menyertai.

Pemeriksaan Vulva: Terdapat massa berfluktuasi, berbatas tegas, sferis, lunak, sangat nyeri tekan yang terletak lateral dan dekat posterior prenulum labiorum pudendi, yang dikelilingi oleh jaringan merah dan nyeri tekan jelas. Labia majora sering edematosa.

§  Hyperplasia endometrium

Hiperplasia Endometrium adalah suatu kondisi di mana lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh secara berlebihan. Kondisi ini merupakan proses yang jinak (benign), tetapi pada beberapa kasus (hiperplasia tipe atipik) dapat menjadi kanker rahim.
Endometrium merupakan lapisan paling dalam dari rahim. Lapisan ini tumbuh dan menebal setiap bulannya dalam rangka mempersiapkan diri terhadap terjadinya kehamilan, agar hasil konsepsi bisa tertanam. Jika tidak terjadi kehamilan, maka lapisan ini akan keluar saat menstruasi.
Hormon yang ada di tubuh wanita: estrogen dan progesteron mengatur perubahan endometrium, dimana estrogen merangsang pertumbuhannya dan progesteron mempertahankannya. Sekitar pertengahan siklus haid, terjadi ovulasi (lepasnya sel telur dari indung telur). Jika sel telur ini tidak dibuahi (oleh sperma), maka kadar hormon (progesteron) akan menurun, sehingga timbullah haid/menstruasi.
Pada saat mendekati menopause, kadar hormon2 ini berkurang. Setelah menopause wanita tidak lagi haid, karena produksi hormon ini sangat sedikit sekali. Untuk mengurangi keluhan/gejala menopause sebagian wanita memakai hormon pengganti dari luar tubuh (terapi sulih hormon), bisa dalam bentuk kombinasi estrogen + progesteron ataupun estrogen saja.
Estrogen tanpa pendamping progesteron (unoppesd estrogen) akan menyebabkan penebalan endometrium. Pada beberapa kasus sel2 yang menebal ini menjadi tidak normal yang dinamakan Hiperplasis atipik yang merupakan cikal bakal kanker rahim.
Risiko terjadinya hiperplasia endometrium bisa tinggi pada: usia sekitar menopause, menstruasi yang tidak beraturan atau tidak ada haid sama sekali, over-weight, diabetes, SOPK (PCOS), mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron dalam mengatasi gejala menopause. Gejalanya yang biasa/sering adalah perdarahan pervagina yang tidak normal (bisa haid yang banyak dan memanjang).

§  Kista Ovarium

Secara normal sering terjadi kista (kantong yang berisi cairan) dengan ukuran yang kecil pada kedua indung telur. Pada umumnya kista ini tidak mengganggu dan akan hilang dengan sendirinya. Tetapi pada kasus2 kista lainnya bisa menyebabkan masalah dan perlu diobati.
Salah satu indung telur secara normal akan menghasilkan sel telur setiap bulannya. Sel telur ini berada dalam suatu kantong yang disebut dengan folikel, tumbuh didalam indung telur. Pada hari ke 5 siklus mens, hormon estrogen menstimulasi lapisan bagian dalam rahim (endometrium) untuk tumbuh dan menebal, persiapan akan kemungkinan adanya kehamilan. Sekitar hari ke 14 sel telur dikeluarkan / dilepaskan dari indung telur, proses ini dinamakan ovulasi.
Sel telur yang dihasilkan akan bergerak ke arah saluran telur ( tuba fallopi) yang selanjutnya akan dibuahi oleh sperma, proses ini dinamakan konsepsi. Setelah ovulasi folikel yang kosong tadi menjadi korpus luteum, yang tetap bertahan sampai priode mens berikutnya. Korpus luteum berfungsi mempersiapkan endometrium agar siap untuk menerima sel hasil konsepsi tadi.
Kista Ovarium cukup sering dialami wanita disaat usia reproduksinya. Kista bisa bervariasi ukurannya serta terdapat berbagai macam jenis kista ovarium. Kebanyakan kista jinak (bukan kanker), sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista yang ganas (kanker), sehingga semua bentuk kista harus diperiksakan ke dokter.

Kista Fungsional
Ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Asalnya dari dari sel telur dan korpus luteum. Sehingga dikenal 2 jenis kista ini yaitu Kista Folikel (klik untuk lihat gambar kista) dan Kista korpus luteum. Kedua jenis kista ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Biasanya akan hilang sendiri dalam 6–8 minggu.

Kista Dermoid
Kista jenis ini mengandung berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak. Bisa ditemukan pada kedua2 bagian indung telur. Kista Dermoid biasanya kecil dan tidak menyebabkan gejala, kecuali kistanya membesar.
Cystadenoma
Adalah kista yang asalnya dari sel bagian luar indung telur. Biasanya jinak, bisa tumbuh menjadi sangat besar dan bisa menimbulkan nyeri.

Kista Hemorrhagia
Merupakan jenis kista fungsional yang mengalami perdarahan didalamnya. Sehingga menimbulkan nyeri pada salah satu sisi perut bagian bawah.

Kista Coklat (Endometrioma)
Endometrioma adalah kista yang berasal dari jaringan endometrium yang ada di indung telur (endometrium yang tidak pada tempatnya). Jaringan ini mengikut pola endometrium yang ada didalam rahim, sehingga tiap bulannya ikut menghasilkan darah haid. Karena tindakan ada akses keluar, makanya terus numpuk didalam indung telur dan menjadi kista. Sehingga dikenal juga dengan istilah Kista Coklat (berisi darah yang warnanya coklat kehitaman)
Kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala. Sampai ukuran tertentu bisa menyebabkan kista torsi (terpuntir), perdarahan atau pun pecah. Ketiga even ini akan menimbulkan gejala nyeri perut yang hebat (akut abdomen) dan memerlukan tindakan pembedahan segera (emergensi).
Kista yang besar, akan membuat penderitanya mengalami pembesaran perut serta mengalami gejala2 penekanan ke organ2 sekitarnya. Menekan usus akan membuat jadi susah nge-pup, menekan ginjal (saluran kencing) menyebabkan gangguan pipis dan gangguan ginjal.
Berikut gejala kanker indung telur :

  Gangguan pencernaan yang persisten, kembung atau mual

  Perubahan kebiasaan pup (bowel habit), seperti adanya konstipasi

  Perubahan berkemih, termasuk berkemih yang sering

  Hilang nafsu makan, atau cepat kenyang (perut terasa penuh)

  Pembesaran perut (celana pada sempit)

  Nyeri saat senggama (dyspareunia)

  Selalu kurang tenaga

  Nyeri tulang punggung bawah (Low back pain)

  Perubahan menstruasi
Kista ovarium sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan rutin. Jika terdeteksi, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan2: ultrasonografi, laparoskopi, pemeriksaan darah (tumor marker = penanda tumor),

§  Carsinoma ovarium

Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium.

Hampir 70 % kanker ovarium epitelial tidak terdiagnosis sampai keadaan stadium lanjut, menyebar dalam rongga abdomen atas (stadium III) atau lebih luas (stadium IV) dengan harapan hidup selama 5 tahun hanya sekitar 15–20%, sedangkan harapan hidup stadium I dan II diperkirakan dapat mencapai 90% dan 70%.

 Jenis kanker ovarium

1.      Tumor epithelial

Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi ganas (LMP tumor : Low Malignat Potential).

Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous, endometrioid dan sel jernih.

2.      Tumor germinal

Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10 - 19% sekarang ini 90 % pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan

3.      Tumor stromal

Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah.

Tanda dan keluhan kanker ovarium

Kanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal, keluhan biasanya nyeri daerah abdomen disertai keluhan–keluhan:

· Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites)

· Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya nafsu makan dll

· Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri

· Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis

· Menstruasi tidak teratur

· Lelah

· Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)

· Nyeri saat berhubungan seksual

· Penurunan berat badan

§  Carsinoma mamae

Ca. Mamae merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita., disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker).

Sebab keganasan pada mamae masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor hormonal dan familiar;

1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)

2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun

3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan

4. Riwayat meanstrual:

-early menarche (sebelum 12 thun)

 -Late menopouse (setelah 50 th)

5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami / sedang menderita otipical hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.

6. Menikah tapi tidak melahirkan anak

7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak  pertama diatas 35 tahun.

8. Tidak menyusui

9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen

10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara

11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen

12.Obesitas

13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok.

14. Stres hebat.

Patofisiologi

Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel, dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal  sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi  terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.

Tanda dan Gejala

1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi

2. Nyeri di daerah massa

3. Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada areola mammae

4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)

5. Pengelupasan papilla mammae

6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,

7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.

8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

Komplikasi

Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.



DAFTAR P USTAKA

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka                
         Sarwono Prawirohardjo.

No comments:

Post a Comment