Pages

Subscribe:

Apr 4, 2012

Gangguan Haid dan Siklus part II


POLIMENORE DAN OLIGOMENORE

Polimenorea

Definisi
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, dengan lama keluarnya darah haid berlangsung selama 2-8 hari. Tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap bulannya. Kelainan pada siklus menstruasi dapat berupa polimenorea, oligomenorea ataupun amenorea.

Ketika seorang wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih sering (siklus menstruasi yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami menstruasi hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya. Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di anatara dua waktu menstruasi. Pada metroragia menstruasi terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.

Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti (pertumbuhan/ jumlah darah air lendir yang berlebih di suatu organ tubuh) ovarium karena peradangan endometriosis. Siklus yang terjadi normal menjadi pendek, gejala umum biasanya disebabkan pemendekan stadium sekresi (stadium sekresi = endometrium sudah tertimbun glikogen dan kadar yang dipersiapkan sebagai makin untuk telur yang telah dibuahi) karena carpus luteum mati, sering terjadi karena disfungsi ovarium pada climacterium (masa peralihan menjelang akhir keaktifan reproduksi pada wanita), pubertas, penyakit TBC.
Kalau siklus pendek tapi teratur ada kemungkinan :
• Stadium proliferasi pendek  Stadium intermentrium, berlangsung hari ke-5 haid sampai hari ke-14 haid.
• Stadium sekresi pendek Endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
Terapi : stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan oestrogen-progesteron.

Etiologi
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada:
  • 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
  • Beberapa tahun menjelang menopause
  • Gangguan indung telur
  • Stress dan depresi
  • Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
  • Penurunan berat badan berlebihan
  • Obesitas
  • Olahraga berlebihan, misal atlit
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.

Patofisiologi

Ketidakteraturan siklus haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh. Atau bisa juga terjadi karena penyakit di dalam organ reproduksi, contohnya tumor rahim, tumor di indung telur. Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya seperti stres, kelelahan, gangguan gizi dan penggunaan kontrasepsi,  
Siklus haid yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal.Seorang wanita yang memiliki hormon estrogen dan progesterone secara berlebihan memungkinkan terjadinya haid dalam waktu yang lebih cepat. Jika gangguan haid dikarenakan oleh faktor hormonal, maka dapat dipastikan wanita tersebu tmengalami gangguan kesuburan. Dan dapat diatasi dengan suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur.

Manifestasi klinis

• Gejala berupa sikluskurangdari 21 hari (lebihpendekdari 25 hari
• Dalam satu bulan bisa mengalami 2 kali menstruasi
• Anemia dan stress

Diagnosa keperawatan

1.      Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi.
2.      Resiko/actual gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi.
3.      Intervensi
·         Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penanganannya berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan: setelah diberikan penyuluhan klien akan mengetahui tentang gangguan menstruasi
Kriteria evaluasi: klien menyebutkan jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejalanya ,serta penanganannya, menjelaskan menstruasi yang normal.

Intervensi:

a.       Bina hubungan saling percaya dengan klien R/klien dengan mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang dipercayainya.
b.      Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang dirinya.
R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat penyelesaian.
c.       Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi,penyebab, gejala dan penanganannya. R/mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi.
d.      Jelaskan mengenai siklus menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejala, dan penanganannya. R/dengan memiliki pengetahuan tentang menstruasi klien dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk masalah gangguan menstruasinya.
e.       Beri kesempatan klien untuk bertanya.
Resiko/actual gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …..x 24 citra diri klien akan meningkat.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan tidak malu, merasa berguna, penampilan klien rapi, menerima apa yang sedang terjadi.

Pengobatan

Tujuan terapi pada penderita polimenorea adalah mengontrol perdarahan, mencegah perdarahan berulang, mencegah komplikasi, mengembalikan kekurangan zat besi dalam tubuh, dan menjaga kesuburan. Untuk polimenorea yang berlangsung dalam jangka waktu lama, terapi yang diberikan tergantung dari status ovulasi pasien, usia, risiko kesehatan, dan pilihan kontrasepsi. Kontrasepsi oral kombinasi dapat digunakan untuk terapinya. Pasien yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi.


Oligomenorea

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, dengan lama keluarnya darah haid berlangsung selama 2-8 hari. Tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap bulannya. Kelainan pada siklus menstruasi dapat berupa polimenorea, oligomenorea ataupun amenorea.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.Oleh karena itu kelompok kami membahas materi tentang gangguan menstruasi yaitu oligominorea.

a. Definisi
Oligomenorea merupakan suatu kondisi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari (nomal: 25-35 hari). Apabila panjangnya siklus lebih dari tiga bulan, hal itu sudah dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder. Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur. Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel & fungsi dasar seperti makan, tidur & reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur. Pada PCOS (polycystic ovary syndrome), oligomenore dapat disebabkan oleh kadar hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria tersebut (androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain. Pada atlet wanita, model, aktris, penari ataupun yang mengalami anorexia nervosa, oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun sangat jauh.

Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.
Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur. Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel & fungsi dasar seperti makan, tidur & reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.

Pada PCOS (polycystic ovary syndrome), oligomenore dapat disebabkan oleh kadar hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria tersebut (androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain. Pada atlet wanita, model, aktris, penari ataupun yang mengalami anorexia nervosa, oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun sangat jauh.
Sumber: Prawirohardjo Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan Edisi 2 Cetakan 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Etiologi
Oligomenore biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenore sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal. Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.
Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada :
 Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS) Stress dan depresiØ
 Sakit kronik Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
Ø Penurunan berat badan berlebihanØ Olahraga berlebihan, misal atlitØ Adanya tumor yang melepaskan estrogenØ Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasiØ
 Penggunaan obat-obatan tertentu dsb Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus segera dilakukan ketika oligomenorea sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
Diakses dari http://www.antoe.web.id/?p=211 pada tanggal 28 November pukul 12.28

Gejala Gejala dari oligomenore meliputi :
  • Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
  • Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu.
    • Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore   terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil.
Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita   tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
Diakses dari http://www.kesrepro.info/?q=node/385 pada tanggal 28 November pukul 12.56


Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenore mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

MANIFESTASI KLINIS
Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu. Pada beberapaØ wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanitaØ tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

INTERVENSI
Pengobatan oligomenore tergantung dengan penyebab, berikut uraiannya :
a.       Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
b.      Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenore.
Contoh pada kasus Nona A
Antropometri Nona A:
Berat Badan     : 43 kg (sebelum menjadi atlet BB=50 kg)
Tinggi Badan   : 157 Cm
3.      Oligomenore sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Terapi ini disesuaikan dengan hormon apa yang lebih dibutuhkan. Contoh :
a.        pada oligomenore yang disebabkan estrogen yang terlalu rendah maka terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : Lynoral, Premarin, Progynova, dll.
b.       pada oligomenore yang disebabkan progesteron yang terlalu rendah maka terapi yang dapat diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : postinor.
c.        Pada oligomenore yang disebabkan keduanya memiliki ketidakseimbangan hormonal yang sama untuk jumlah estrogen dna progesteron yang kurang, maka dapat dilakukakn terapi dengan pil kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron dengan jumlah seimbang seperti : Mycrogynon 50, Ovral, Neogynon, Norgiol, Eugynon, Microgynon 30, Mikrodiol, Nordette, dll
d.      Bila gejala terjadi akibat adanya  tumor, operasi mungkin diperlukan.
Perlu dilakukan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) untuk mengetahui apakah berat badan dan tinggi badan Nona A normal atau tidak.
Rumus IMT = Berat Badan : Tinggi Badan2
Maka = 43 : 1572 = 17,4

Lalu, Di cocokkan hasilnya dengan kategori yang ada dibawah ini. Untuk orang  Asia dewasa, kategori IMT adalah sebagai berikut :

KLASIFIKASI
IMT (kg/m2)
BB kurang 
BB normal
BB lebih
- Preobesitas
- Obesitas I
- Obesitas II
< 18,5 
18,5 – 22,9
23
23 – 24,5
25 – 29,9
> 30

Dari penyebab-penyebab oligomenore, yang mungkin ada pada Nona A adalah malnutrisi. Indeks Massa Tubuh (IMT) Nona A  adalah 17,4 kg dan masuk kategori underweight . Karena itu, agar mendapatkan siklus menstruasi yang teratur Nona A  perlu memperbaiki asupan makanan dan meningkatkan berat badan. Berat badan tidak bertambah disebabkan karena konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan. Hal tersebut mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Berat badan Nona A dapat dinaikkan dengan cara :
  1. Makan secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang lebih banyak dari biasanya dan ditambah 2 kali makanan kecil (biskuit yang mengandung keju dan susu, minuman yogurt, jus buah). Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang mengandung zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk dapat hidup sehat secara optimal
  2. Makan lebih banyak makanan sumber energi dan protein dari biasanya seperti roti, nasi, umbi-umbian, ikan, daging, tempe, tahu
  3. Tetap berolahraga secara teratur. Hal ini disebabkan karena beberapa jam setelah olahraga biasanya akan terasa lapar sehingga meningkatkan nafsu makan, yang tentunya berguna untuk menaikkan berat badan. Di lain sisi, olahraga perlu untuk menjaga tubuh tetap terlihat kencang, mengantisipasi berat badan yang naik beberapa kilogram. Tidak perlu yang terlalu berat, cukup jalan kaki selama 30 menit secara teratur dapat menjaga keseimbangan tubuh
  4. Yang terakhir adalah cukup istirahat agar energi Nona A tidak banyak terbuang percuma
Adanya tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak lanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll
·         Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.
·         Pengobatan herbal seperti :
o   air degan
o   lalapan daun pepaya yg sudah direbus
o   minum jamu dari kunyit dan asam jawa campur sedikit gula jawa.
o   2 rimpang kunyit, ½ sendok teh ketumbar, ½ sendok teh biji pala, ½ genggam daun srigading. Semua bahan ditumbuk halus, direbus dengan 1 kliter air sampai mendidih, saring dan dinginkan. Minum 1 gelas perhari untuk memperlancar haid

KESIMPULAN
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
Oligomenorea dapat juga terjadi pada :
a.       Gangguan indung telur, misal: Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
b.      Stress dan depresi
c.       Sakit kronik
d.      Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
e.      Penurunan berat badan berlebihan
f.        Olahraga berlebihan, misal atlit
g.       Adanya tumor yang melepaskan estrogen
h.      Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi
i.         Penggunaan obat-obatan tertentu.
Prawirohardjo Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan Edisi 2 Cetakan 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka



DAFTAR PUSTAKA
Diakses dari http://www.antoe.web.id/?p=211 pada tanggal 28 November pukul 12.28
Diakses dari http://www.kesrepro.info/?q=node/385 pada tanggal 28 November pukul 12.56
Diakses dari http://www.medicastore.com pada tanggal 28 November pukul 12.5



No comments:

Post a Comment