Pages

Subscribe:

Nov 2, 2011

SC

SEKSIO SESAREA

  1. ET1MOLOGI
Ada beberapa unsur yang dapat menjelaskan asal kata “caesar”.
·         istilah dapat diambil dan kata kerja bahasa Latin caedere yang berarti membedah”. Dengan demikian “bedah caesar” menjadi gaya bahasa retoris
·         Istilah yang mungkin diambil dan pemimpin Rornawi kuno Julius Caesar yang disebut-sebut dilahirkan dengan metode tersebut. Dalam sejarah, hal ini sangat tidak memungkinkan karena ibunya masih hidup ketika ia mencapai usia dewasa (bedah caesar tidak mungkin dilakukan pada masa tersebut terkait dengan teknologi yang tidak mendukung), tetapi legenda tersebut telah bertahan sejak abad ke-2 SM.
·         Hukum Romawi yang menjelaskan bahwa prosedur tersebut perlu dilakukan pada ibu hamil yang meninggal untuk menyelamatkan nyawa sang bayi. Hal ini dikenal dengan istilah lex caesarea, sehingga hukurn Romawi mungkin menjadi asal usul istilah ini.

Secara umum, istilah “bedah sesar” merupakan gabungan dan hal-hal tersebut di atas. Kata kenja caedo dalam kalimat matre caesus (“membedah ibunya”) digunakan pada masa Romawi untuk mendeskripsikan operasi tersebut.

Jacob Nufer tercatat sebagai orang yang pertama kali melakukan seksio sesarea pada istrinya. Dewasa mi seksio sesarea jauh lebih aman dan pada dulu berkat kemajuan dalam antibiotika, transfusi darah, anastesi dan tekhnik operasi yang lebih sempurna. Karena itu saat ini ada kecenderungan untuk melakukan operasi ini tanpa ada kecenderungan untuk melakukan operasi ini tanpa dasar indikasi yang cukup kuat. Namun perlu diingat, bahwa seorang wanita yang telah mengalami operasi pasti akan menimbulkan cacat dan parut dalam rahim yang dapat membahayakan kehamilan dan persalinan benikutnya, walaupun bahaya tersebut relatif kecil.

B. DEFINISI
Seksio sesarea atau persalinan sesarea, didefinisikan sebagai melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi). Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dan kavum abdomen dalam kasus rupture uteri atau kehamilan abdominal. Seksio sesarea merupakan suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500g, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact)

Sebelum keputusan untuk melakukan seksio sesarea diambil, pertimbangkan secara teliti indikasi dengan resiko yang mungkin terjadi (perdarahan, cedera saluran kemihlusus, infeksi). Pertimbangan tersebut hams berdasarkan penilaian prabedah secara Iengkap, mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan pembiusan. Ketentuan tersebut di atas dapat diturunkan apabila menghadapi kasus gawat darurat di mana kecepatan waktu untuk melakukan tindakan sangat mempengaruhi keluaran prosedur operatif in Walaupun demikian, persyaratan minimal tindakan operatif, harus tetap dipenuhi. Sebelum seksio sesarea elektif, lakukan kajian usia kehamilan berdasarkan haid terakhir, profil biofisik, dan amniosensitas untuk menilai meturitas parujanin.

C. ISTILAH
·         Seksio sesarea primer (efektif)
Dan semula telah direncanakan bahwajanin akan dilahirkan secara seksio sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya panggul sempit (CV kecil dan 8 cm)
·         Seksio sesarea sekunder
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan), bila tidak ada kemajuan persalinan baru dilakukan seksio sesarea.
·         Seksio sesarea ulang (repeat caesarean section)
Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea (previous caesarean section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan seksio sesarea ulang.
·         Seksio sesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy)
Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan seksio sesarea, langsung dilakukan histerektomi oleh karena sesuatu indikasi.

·         Operasiporro (porro operation)
Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dan kavum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilakukan histerektomi, misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.

Seksio sesarea oleh ahli kebidanan disebut obstetric panacea, yaitu obat atau terapi ampuh dan semua masalah obstetric.

D. INDIKASI
Indikasi seksio sesarea dibicarakan secara rinci pada seluruh tulisan ini dimana komplikasi fetal dan maternal mungkin memerlukan tindakan seksio sesarea. Pada umumnya, seksio sesarea digunakan bilamana diyakini bahwa penundaan persalinan yang Iebih lama akan menimbulkan bahaya yang serius bagi janin, ibu, atau keduanya, padahal persalinan pervaginaan tidak mungkin diselesaikan dengan aman.

Indikasi ibu
·         Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
·         Panggul sempit.
Holmer mengambil batas terendah untuk melahirkan janin Vias naturalis Ialah CV= 8 cm. Panggul dengan CV = 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin yang normal, harus diselesaikan dengan seksio sesarea. CV antara 8-10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan, baru setelah gagal dilakukan seksio sesarea sekunder.
·         Disproporsi Kepala panggul CPD / FPD yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul
·         Ruptura uteri mengancam
·         Partus lama (prolonged labor)
·         Partus tak maju (obstructed labor)
·         Distosia serviks
·         Preekiamsi dan hipertensi
·         Disfungsi Uterus
·         Distosia jaringan lunak
·         Plasenta previa

Indikasi Anak
·         Janin besar
·         Gawat Janin
·         Letak Lintang
Greenhill dan Eastman sama-sama sependapat :
Bila ada kesempitan panggul, maka seksio sesarea adalah cara yang terbaik dalam segala letak lintang denganjanin hidup dan besar biasa
Semua primigravida dengan letak lintang hams ditolong dengan seksio sesarea, walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit.Multipara dengan letak lintang depat lebih dulu ditolong dengan cara-cara lain.
·         Letak bokong
Seksio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada:
1. Panggul sempit
2. Primigravida
3. Janinbesar
·         Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain tidak berhasil
·         Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.



E. KONTRAINDIKASI
Dalam praktek kebidanan modern, tidak ada kontaindikasi tegas terhadap seksio sesarea. Namun demikian, seksio sesarea jarang dilakukan apabila janin mati atau terlalu premature untuk bertahan hidup. Perkecualian dan ini adalah kesempitan panggul yang sedemikian sehingga kelahiran per vaginaan tidak mungkin, plasenta previa dan kebanyakan letak lintang kasep. Sebaliknya, apabila terdapat gangguan mekanisme koagulasi yang berat pada ibu, kelahiran dengan insisi yang minimal, yaitu kelahiran pervaginaan. lebih diutamakan pada kebanyakan kasus.



F. JENIS-JENIS OPERASI SEKSIO SESAREA
Abdomen (seksio sesarea Abdominalis)
·         Seksio sesarea transperitonealis:
·         Seksio sesarea kiasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri
·         Seksio sesarea ismika atau proflinda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim.
·         Seksio sesarea ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal.
Vagina (seksio Sesarea Vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, seksio sesarea dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Sayatan memanjang (longitudinal)
2. Sayatan melintang (transversal)
3. Sayatan hurufT (T-Incision)
Seksio Sesarea Kiasik (corporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 em.
Kelebihan
·         Mengeluarkan janin Iebih cepat
·         Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
·         Sayatan bias diperpanjang proksimal atau distal Kekurangan
Kekurangan
·         Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonealisasi yang baik
·         Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan.
Seksio Sesarea Ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada segmen bawah rahim (low cervical transversal) kira-kira 10 cm.
Kelebihan
·         Penjahitan luka lebih mudah
·         Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang balk
·         Tumpang tindih clan peritoneal flap balk sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.

·         Perdarahan kurang
·         Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan rupture uteri spontan kurang Iebih kecil.
Kekurangan
·         Luka melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat menyebabkan uterine putus sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak.
·         Keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi.

G. PROSEDUR
anastesi
Sang ibu tetap dalam keadaan sadar waktu bayinya dilahirkan. Sang ibu umumnya akan diberikan anastesi lokal (spinal atau epidural), yang memungkinkan sang ibu untuk tetap sadar selama proses pembedahan dan untuk menghindari si bayi dan pembiusan. Pada masa sekarang ini, anastesi umum untuk bedah sesar menjadi semakin jarang dilakukan karena pembiusan lokal lebih menguntungkan bagi sang ibu dan si bayi. Pembiusan umum dilakukan apabila terjadi kasus-kasus berisiko tinggi atau kasus darurat.
Teknik seksio sesarea klasik
1.      Mula-mula dilakukan pada dinding perut dan lapangan operasi dipersempit dengan kain suci hama.
2.      Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dan atas simfisi sepanjang
3.      12cm sampai di bawah umbilikus lapis demi lapis sebingga kavum peritoneal terbuka.
4.      Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkani dengan kasa laparotomi.
5.      Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada Segmen Atas Rahim (SAR), kemudian diperlebar secara sagital dengan gunting.
6.      Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan. Janin dilahirkan dengan meluksir kepala dan mendorong fundus uteri. Setelah janin lahir seluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong di antara kedua penjepit.
7.      Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikan 10 U oksitosin ke dalam rahim secara intra mural.
8.      Luka insisi SAR dijahit kembali


Lapisan I         :   endometrium bersama miometrium dijahit secara jelujur dengan benang catgut khromik
Lapisan II        :   hanya miometrium saja dijahit secara simpul (berhubung otor SAR sangat tebal) dengan catgut khromik
Lapisan III      :   perimetriurn saja, dijahit secara simpul dengan benang catgut biasa.
9.      Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa dieksplorasi.
10.  Rongga perut dibersihkan dan sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut dijahit.

H. KOMPL1KASI
·         Infeksi puerperal (nifas)
·         Ringan dengan kenaikan suhu beberapa han saja
·         Sedang: dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung
·         Berat: dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal mi sering kita jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah tenlalu lama.
·         Perdarahan, disebabkan karena:
- Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
- Atonia uteri
- Perdarahan pada placental bed
·         Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonial isasi terlalu tinggi
·         Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang,


I.    PENATALAKSANAAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA BEKAS SEKSIO SESAREA
A. Seorang wanita yang telah mengalami seksio sesarea sebaiknya tidak hamil selama 2 tahun. Apabila wanita hamil setelah mengalami seksio sesarea ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan:
- Versi luar tidak boleh dilakukan.
- Wanita harus dirawat mulai kehamilan 38 minggu
B. Semua wanita dengan bekas seksio sesarea harus melahirkan di Rumah Sakit Besar Di Bagian Kebidanan RSHS pengelolaan persalinan dengan bekas SC adalah sebagai berikut
-     Apabila sc yang sebelumnya adalah SC kiasik maka hams dilakukan SC primer
-     Apabila sebab sc tetap (seperti panggul sempit absolut), hams SC primer. Bila sebab sc tidak tetap dan persalinannya lancar, wanita diperbolehkan melahirkan per vaginaan dengan ketentuan sebagai berikut:
-     Tidak dibenarkan pemakaian oxitocin dalam kala I untuk memperbaiki his
-     Kala II harus dipersingkat:
Wanita diperbolehkan mengedan 15 menit
Jika dalam waktu 15 menit mi bagian terendah anak turun dengan pesat, maka wanita diperbolehkan lagi mengedan selama 15 menit. Jika setelah 15 menit kepala tidak turun dengan cepat, dapat dilakukan F.E.Nac. Ex bila syarat-syarat telah dipenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Liewellyn-Jones, Derek. 1995. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates

Mochtar, Rustam.I998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC

Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu Bedah Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka

Prawirohardjo,Sarwono.2008.Jlmu Kandungan.Jakarta:P.T Bina Pustaka

Wikipedia.com.Seksio Cesarea.www.wikipedia.com diakses 16 Maret 20011 pukul 12.50

by : sukma dewi I

No comments:

Post a Comment